MERAUKE, berita80.com – Anggota Komisi I DPR Papua Selatan meminta perusahaan tebu PT. Global Papua Abadi (GPA) untuk proritaskan tenaga kerja Orang Asli Papua.
Hal itu ditegaskan anggota Komisi I saat bertemu pimpinan PT. GPA di Kawasan Perkebunan Tebu Sermayam, Kampung Ngguti Bob, DistrikTanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Jumat (16/5/2025)
Pertemuan itu dihadiri ketua Komisi I DPR Papua Selatan Jack Wallcoth Oku, Sekretaris Komisi I Arie Suprapto dan anggota Komisi I .
Kepada pihak PT. GPA, Komisi I DPR Papua Selatan ingin mengetahui seberapa banyak keterlibatan orang asli Papua dalam perusahaan tersebut, dan menduduki jabatan apa saja.
“Kami memberikan apresiasi adanya perusahaan di daerah ini, hanya saja kami ingin tau bagaimana perusahaan memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat asli Papua yang mempunyai hak atas tanah ini,” tegas Jeck.

Dikesempatan yang sama sekretaris Komisi I Arie Suprapto juga menanyakan sejauh mana keterlibatan warga sekitar kawasan pertanian tebu
Kepada komisi I DPR Papua Selatan, Direktur PT. GPA Joko Herma Pramulyo mengatakan, ada lebih dari 800 orang yang bekerja di perusahaannya. Tenaga kerja tersebut, merupakan warga Merauke.
” 800 lebih tenaga kerja ini merupakan anak kalahiran Merauke dan diantaranya itu 50 persen anak asli Papua. Kalau tenaga ahli itu yang kita datangkan hari luar Papua,” ujar
Joko menjelaskan, tenaga kerja ini di upah sesuai Upah Menimum Provinsi (UMP) Papua
” Tenaga kerja ini kita upah perhari, tetapi sesuai standar UMP dan menerima upah setiap bulan,” ujarnya
Tenaga kerja Merauke kata Joko lebih banyak dibagian helper (pembentu) dan sebagiannya operator alat berat.
Terkait Warga yang berdomisili disekitar perkebunan, Joko mengklaim telah banyak memberikan bantuan sosial, semacam perangkat pendidikan bagi anak sekolah serta lainnya.(ab)