KM. Lauser Tolak Bawa Penumpang Sakit

Yatmo (duduk) pasien sakit stroke yang di tolak sebagai penumpang oleh otoritas KM. Luaser saat menunjukan persyaratan keberangkatan

MERAUKE, berita80.com – KM. Lauser milik PT. Pelni menolak membawa seorang penumpang yang sedang sakit, pada Minggu (11/05/2025)

Ini terjadi pada seorang penumpang dari Merauke tujuan Surabaya, Yatmo. Ia ditolak oleh pihak KM. Luaser sebagai penumpang yang telah memiliki tiket.

Sejumlah persyaratan sebagai pasien telah di penuhi, seperti surat angkut orang sakit yang di keluarkan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Lalu surat pernyataan, surat diagnosa, Kartu Keluarga, dan Kartu Tanda Penduduk.

Berbagai persyaratan telah dilengkapi, namun tidak dapat merubah sikap pihak KM Lauser untuk memberikan tempat kepada Yatmo mengikuti pelajaran hingga ke tempat tujuan.

Yatmo diketahui mengalami sakit stroke. Ia tidak memiki keluarga di Kabupaten Merauke.

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Papua Selatan Acing Sumarlin mengatakan, Yatmo datang ke Merauke untuk bekerja di kapal nelayan. Namun. belum sempat bekerja Yatmo mengalami sakit.

Acing bilang berbagai upaya kordinasi di otoritas pelabuham tidak membuah hasil. Pihak KM Luaser tetap menolak untuk membawa penumpar tersebut.

“Kami lakukan ini karena melihat dari sisi kemanusian. Namun, semalam saya sendiri sudah berkordinasi, baik dengak polsek pelabuhan, admintrasi pelabuhan serta pihak PT. Pelni. Namun tetap saja pihak KM. Luaser menolak, alasannya, layanan kesehatan kapal tidak memiliki cukup obat-obatan, ” ungkap Acing.

Padahal sebelumnya, beber Acing, pesien ini telah dibawah dari rumah sakit ke kapal milik Pelni itu sejak siang hari. Pasien lalu menunggu sampai malam hari. Namun tetap di tolak naik ke kapal menjadi penumpang.

” Sebenarnya kami juga sudah siapkan dua orang untuk mendampingi pasien. Namun tetap saja ditolak oleh pihak kapal,” ujar Acing.

Kepala Cabang PT. Pelni Merauke Muhammad Assagaf mengatakan, KM. Lauser memilik otoritas sendiri untuk menolak penumpang yang sakit. Mungkin, karena berbagai pertimbangan.

“Ini kan perjalanan 14 hari sampai tujuan, belum lagi faktor cuaca serta kekurangan obat-obatan. Mungkin alasan -alasan ini yang membuat pihak KM. Lauser menolak pasien,” ujarnya.

Assegaf juga mengakui telah berkordinasi dengan pihak KM. Lauser, namun tetap saja di tolak. (Ab)

Pos terkait