Kunker ke Perbatasan Negara, Komisi I DPR Papua Selatan Temui Berbagai Masalah 

MERAUKE, berita80.com – Anggota Komisi I DPR Papua Selatan melakukan kunjungan kerja (Kunker) diwilayah perbatasan dalam rangka menggali informasi terkait penggelolaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua I DPRP Papua Selatan Fadli Burhan, Ketua Komisi I Jack Wallcoth Oku, Sekretaris Komisi I Arie Suprapto dan sejumlah anggota.

Di Sota, legislator Papua Selatan melakukan dialog bersama Kepala PLBN Mathilda Pusung, Dansatgas Yonif 312/Kala Hitam Letkol Inf Nizar Bachtiar, Kapolsek Sota Ipda Esterlina Gebze, dan unsur Customs, Immigration Quarantine and Security atau CIQS.

Hal yang dibahas antara lain masalah lintas batas, keamanan, perdagangan antarnegara, pemanfaatan pasar PLBN hingga masalah peredaran Narkotika jenis ganja dari Papua Nugini di Kabupaten Merauke.

Wakil Ketua I DPR Papua Selatan, Fadli Burhan mengatakan fasilitas PLBN Sota yang representatif perlu dimanfaatkan secara baik untuk meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan.

“Di sisi lain kawasan perbatasan memiliki potensi masalah, karena menyangkut hubungan dua negara. Kami hadir di sini untuk melihat dan mendengarkan potensi apa saja yang bisa dikembangkan ke depan, dan juga masalah apa saja yang bisa kita tangani bersama,” kata Fadli.

Kunjungan Kerja Komisi I DPR Papua Selatan di PLBN Sota

Sekretaris Komisi I DPR Papua Selatan Arie Suprapto mencatat setidaknya ada beberapa poin penting yang menjadi perhatian serius dari kunker tersebut. Antaranya, menindaklanjuti permintaan Komanandan Satgas Perbatasan Yonif 312/ Kala Hitam terkait obat-obatan. Menindaklanjuti perekaman KTP bagi warga Sota. Transaksi Narkoba jenis ganja di daerah perbatasan. Menindaklanjuti tempat kusus penukaran mata uang asing kusus mata uang PNG. Optimalisasi Pasar Sota yang sepi pengunjung. Menindaklanjuti pengembangan Pertanian di daerah

Arie Suprapto menambahkan agenda kunjungan kerja Komisi I tidak lain menyangkut tugas CIQS di PLBN Sota, pelayanan lintas batas tradisional, mekanisme perdagangan antara warga negara, pengenaan bea cukai, hubungan masyarakat dua negara, hingga bagaimana menggali dan meningkatkan potensi ekonomi kreatif dan pariwisata di kawasan perbatasan Sota.

“Ada satu masalah yang mana kepolisian di Merauke baru-baru ini mengamankan pemuda dan pelajar yang mengonsumsi ganja. Disinyalir ganja dipasok dari PNG melalui Sota. Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua, terutama bagaimana meningkatkan pengawasan di perbatasan,” kata Arie.

Kepala PLBN Sota, Mathilda Pusung menyebut aktivitas lintas batas warga Indonesia dan Papua Nugini tahun 2024 sejumlah 6.260 orang. Sementara aktivitas perlintasan barang komidi ekspor Rp1,3 miliar lebih, dan komoditi impor sejumlah Rp198 juta lebih.

“Komoditas ekspor Indonesia ke Papua Nugini sebagian besar adalah barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan dan minuman. Sedangkan komoditas impor yang dibawa masuk ke Indonesia berupa hasil hutan, ikan dan satwa,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Mathilda meminta dukungan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pasar PLBN Sota. Pasar tersebut dibangun dengan megah dan representatif, tapi sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di sana. Apabila pasar tersebut dimanfaatkan secara baik tentu akan meningkatkan sektor wisata dan ekonomi masyarakat di sana.

“Kami berharap pasar di kawasan PLBN Sota ini bisa dihidupkan kembali sehingga bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung PLBN Sota. Ada yang bisa berbelanja, ada wisata kulinernyat,” ujarnya.

Dansatgas Yonif 312/Kala Hitam, Letkol Inf Nizar Bachtiar menambahkan, pada Februari 2025 lalu, personilnya mengamankan sejumlah warga Merauke yang tengah melakukan transaksi ganja dengan warga Papua Nugini.

“Kami sudah dua kali mengamankan sejumlah pemuda yang bertransaksi ganja di wilayah batas. Ini memang harus menjadi perhatian bersama,” katanya.

Letkol Inf Nizar Bachtiar menambahkan bahwa Satgas Pamtas Yonif 312/Kala Hitam dalam melaksanakan tugas di wilayah perbatasan Indonesia – Papua Nugini mendukung program-program pemerintah, di antaranya melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat di perbatasan.(ab)

Pos terkait